Institut Bisnis dan Keuangan Nitro Makassar dan Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) berhasil selenggarakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang mendapat dukungan dana penuh dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Dikti melalui pendanaan PKM tahun anggaran 2024, Senin (2/12/2024).
Adapun PKM dengan tajuk “Implementasi Gerakan TOSS TBC melalui Program Intervensi Desa di Kabupaten Maros” ini, tergabung dalam skema Pengabdian Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dengan Ruang Lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang mengusung Gerakan TOSS TBC (Temukan TB, Obati Sampai Sembuh) melalui program intervensi desa di Kabupaten Maros yang bertujuan mendukung program Indonesia Bebas TBC.
Pengabdian ini dilaksanakan oleh Dr. Hendra Gunawan, SE., M.Si sebagai ketua bersama dua anggota kelompok yaitu M. Fahrul Husni, SE., MM dan Dr. Didiharyono, S.Si., M.Si,
Saat diwawancarai, Dr. Hendra Gunawan, SE., M.Si mengungkapkan bahwa suksesnya kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan oleh berbagai pihak mulai dari pemerintah desa Bonto Mate’ne, Dinas Kesehatan setempat, masyarakat desa.
“Suksesnya PKM yang kali laksanakan pada kesempatan ini tak lepas dari dukungan berbagai pihak, mulai dari pemerintah desa Bonto Mate’ne, Dinas Kesehatan setempat, hingga masyarakat desa yang turut berpartisipasi aktif sejak pengabdian dimulai,” pungkasnya.
“Selain itu, alokasi anggaran dari dana desa juga diusulkan sebagai langkah keberlanjutan yang diharapkan mampu memberikan lebih banyak manfaat kedepan,” tambahnya.
Selanjutnya, ia juga menyebutkan empat langkah strategis PKM Gerakan TOSS TBC yang dilaksanakan di Kab. Maros ini, mulai dari mengedukasi masyarakat setempat mengenai TBC, memberikan pelatihan kader desa, membentuk komunitas peduli TBC, hingga dengan implementasi teknologi untuk mendeteksi kasus TBC.
“Untuk menuju Indonesia bebas TBC, kami mengusung beberapa langkah strategis pada PKM ini, mulai dari edukasi pada masyarakat sadar TBC sejak didiagnosis hingga tuntas, selanjutnya dengan merekrut dan memberi pelatihan bagi kader desa yang terdiri dari 20 kader dari berbagai dusun, kemudian dengan pemberdayaan dengan membentuk komunitas peduli TBC, hingga dengan mengimplementasikan teknologi untuk mempercepat diagnosis TBC,” jelas ketua tim pengabdi tersebut.
Dengan PKM ini, Gerakan TOSS TBC diharapkan tidak hanya menurunkan angka kasus TBC di Kabupaten Maros, tetapi juga menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Sulawesi Selatan.